Membakar Spirit Menulis

Oleh: Sriyanto 

Write or Die (Menulis atau Mati) prinsip Much. Khoiri Seorang Penulis, penggiat literasi dan seorang dosen. Seorang penggiat literasi pasti kenal beliau. Karyanya sudah 74 buku. Tulisan bertebaran di media sosial dapat dilacak jejak digital.

Prinsip itu yang membuat beliau menulis setiap hari. Jika tidak menulis, sama halnya tidak berpikir alias mati saja!. Keras dan menohok prinsip itu. Ungkapan itu saya dengar langsung, saat membakar spirit menulis guru SMP Al Hikmah Surabaya.

Penyampaiannya dengan semangat dan diselingi jok-jok ringan membuat audien tak terasa 'terhipnotis' untuk segera menulis. Patut jadi teladan atau guru bagi seorang penulis. Tidak banyak teori, tetapi ditunjukkan tips bisa menulis.

Misalnya, tulislah dari pengalaman atau cerita yang mudah ditulis. Tulislah secar mengalir. Abaikan dulu tanya baca, koma dan titik. Setelah tulisan selesai, baru dibaca ulang dan diedit.

Yang saya salut dari beliau, meluangkan waktu menulis jam 03.00 pagi. Menjelang subuh. Alasannya waktu fresh menuangkan ide. Siang hari kesibukan beliau sebagai seorang dosen. Tentu ini pelajaran penting bagi penggiat literasi. Sesibuk apapun tetap menulis. Beda dengan kita, merasa sibuk dengan pekerjaan atau jabatan, terlewat tidak menulis.

Termasuk saya, terkadang ada tugas atau pekerjaan menjadi alasan tidak menulis. Hal ini membuat tidak produktif menulis lagi. Semoga kehadiran beliau, menggairahkan saya untuk menulis lagi. Seperti dulu tahun 2018-2021 pernah saya lakukan, berikhtiar menulis setiap hari. Alhamdulillah bisa menerbitkan 6 buku solo.

Komitmen terhadap diri untuk menulis sangat penting. Bukan masalah banyak atau tidak tulisannya. Bagus atau tidak karyanya. Tapi menegakkan prinsip pada diri jauh lebih penting. Melatih disiplin diri. Karena hal inilah sejatinya  dibutuhkan dalam dunia kerja. Jika terbiasa displin bisa membagi waktu dengan baik.

Semoga pertemuan hari ini, menggunggah diri bangkit untuk menulis.  Dan semua guru SMP Al Hikmah tergerak bersama untuk menulis. Menyongsong terbitnya Majalah Literasi sebagai kenangan manis. Bismillah...

Komentar

Postingan populer dari blog ini